Minggu, 10 Juni 2018

THE END

Kemarin, di 25 Ramadhan...
Aku mengakhiri perjalanan kenanganku. Akhir di bulan yang sama seperti 8 tahun yang lalu.
Aku mengakui kelelahan menyimpan segalanya sendiri. Menanggung kesakitan tiap hari.
Menyiksa diriku dengan terpaksa memadatkan kegiatan demi membunuh waktu.
Aku menyerah... Katakanlah seperti itu, Aku menyerah.
Menyerah untuk menyimpannya sendiri, namun masih malu untuk bisa berbagi dengan orang lain.
Tapi Aku sudah tidak tahan dengan ketidaknormalan ini.

Aku menghubungi temanku yang juga temannya di 19 Ramadhan lalu.
Aku bilang, Aku ingin membicarakan sesuatu yang sepele dan memalukan.
Dia langsung menerima pintaku.
Kita bertemu di 21 Ramadhan
Aku ceritakan tentang masa laluku. Tersedu, sakit sekali dan malu.
Aku sedang menguliti aibku sendiri.
Tapi setelah itu, Aku seperti punya tubuhyang baru, punya hati yang lebih ringan, mata yang lebih cerah dan pikiran yang lebih jernih.
Setelah hari itu, Aku hidup sebagai Fani yang berbahagia. Bahagia yang pernah hilang sejak 8 tahun yang lalu.

Kemudian di 25 Ramadhan, Ia, orang dari masa laluku menghubungiku.
Katanya, ingin bertemu.
Aku setuju, Aku ingin tuntaskan semuanya hingga ke akar-akar. Tidak tersisa.
Kami bertemu, saling menanyakan kabar. Saling mengucap syukur karena dari tampak mata Kami baik- baik saja.
Ia mulai pembicaraan, katanya, 3 hari sebelum Aku dan temanku bertemu, Ia gelisah, pikirannya mengatakan akan ada kenangan yang akan datang setelah ini. Dan pikirannya benar. Akulah yang datang lagi di hidupnya.
Ia ceritakan apa yang terjadi di masa lalu, tentang alasannya pergi, tentang kata-kata di waktu itu, tentang perasaan dia setelah ia pergi sampai tentang message-message ku yang ternyata selama ini ia baca satu per satu tanpa lewat satu katapun.
Sampai ia katakan, maaf atas segala masa lalu yang nakal.

Sekarang semuanya selesai. Aku sudah dapatkan semua jawaban yang ingin Aku dengar dari 8 tahun yang lalu. Setelah hari itu, dengan izin Allah semua bayang-bayang yang biasanya ada di pikiranku hilang... Bahkan malam tadi Aku coba ingat, tapi ga berhasil.
Aku sembuh, atas izin Allah.

Dengan akhirnya kenangan ini, maka berakhir juga cerita di blog ini.
Semoga Allah maafkan segala dosa masa lalu ku dan gantikan dengan yang lebih di Ridhoi olehNya

Terima kasih, maafkan kesalahan yang ada di tulisan di tiap postingan blog ini.

Kamis, 14 Desember 2017

Untukmu yang ada di penghujung 2017

Untukmu yang bertahan selama ini di penghujung tahun
Untukmu yang tidak berpaling sejauh ini di tiap simpangan
Untukmu yang tetap berdiri ditengah amukan badai

Menyenangkan bukan bisa kembali pada halaman ini
Aku hanya ingin melaporkan tentang banyak hal yang terjadi di tahun ini

Tentang menyusutnya size tubuhku ^^
Tentang kebahagiaan Mama Bapak
Tentang semangat yang sudah bersama dengan raga lain 
Tentang sahabat yang dipinang dengan saingan masa kecilku
Tentang akhir dari kisah cintanya si sepupu
Tentang tekad bulat untuk mengubah sifatku
Tentang pelajaran ikhlas yang susah payah Aku jalani
Tentang sabarku yang ternyata masih kalah Aku darinya
Tentang keyakinanku yang masih timbul tenggelam
Tentang satu doaku yang masih kutunggu terkabulnya

Kebahagiaan terbesarku di tahun adalah Aku tahu Engkau terlalu cinta padaku
Berkali kali Kau menahanku untuk menjauh dari Mu. Berkali kali juga Aku merasa terkalahkan oleh dunia. Sekarang Aku sadar, bahwa ketika Aku merasa kalah dari dunia, itu karena akhirat ingin memenangkanku.
Semoga ditahun mendatang adalah tahun kelulusanku di ujian bernama sabar.

Minggu, 12 Februari 2017

Merahmu kembali

Bismillah...
Assalamualaikum Blogku...

Kalau boleh flashback, ternyata dulu sering banget ya punya waktu buat berlama-lama di depan laptop untuk youtubean, dramaan, nulisan sampai kepoan. Sekarang? Duh, bisa main hape sebelum tidur aja udah syukur, sekarang bisa buka blog ini lagi bahagianya ruarrr biasa.

Anyway, banyak sekali yang berubah, bukan hanya usia tapi secara pemikiran dan emosi pun berubah secara alami. Sekarang akan berpikir berjuta kali membuang waktu  berjam jam demi fangirling atau dramaan, karena ternyata waktu selama itu bisa digunakan buat perluas pasar nambah customer, nambah saudara, nambah rezeki. Sekarang akan merasa rugi kalau terus-terusan bergalau di satu rasa, hal kaya gitu bisa di alokasikan untuk perbaikan diri ke Sang Maha Penguasa Rasa.

Semuanya berubah dan kebiasaanku dulu pun berubah. Entah dari kapan fokusku berubah menjadi pencari materi dibanding kebahagiaan diri sendiri. Ini bukan artinya Aku ga bahagia, tapi hari ini satu temanku bilang "Jis, kok lu apa-apa buat bahagiain keluarga lu, buat lu nya sendiri kapan?". Ini mungkin dia ga ngerti kalau arti bahagia buat gue ya ngebahagiain keluarga gue. Atau mungkin maksud bahagia buat dia itu, menikah? hmm bisa jadi begitu. 
Gue akan bilang; ya, gue ingin menikah. Kapan? niatnya sebelum usia 26 habis (which is next year ahead) calonnya? belum tau.
Tapi, emang bisa yang mengukur kebahagiaan seseorang dengan status pernikahan? 

Dari sekian berlimpahnya kejutan di 2016 kemarin, Aku hanya punya syukur karena Allah masih bersedia menarik kembali keimanan ini yang sering kali terulur hilang arah. 
Yaa Rabb, sekarang Aku hanya punya diriMu, terima kasih atas keluargaku yang terus berbahagia, terima kasih sudah memudahkan urusan-urusanku, terima kasih sudah menyelesaikan dengan baik rasa-rasa yang tidak seharusnya ada.
Dekap lagi Aku, jiwa yang mudah terpengaruh bujuk negatif dari luar sana. Yakinkan Aku lagi bahwa tiap manusia punya jalan menuju bahagianya masing-masing, dengan liku dan arah yang berbeda.


Kamis, 28 April 2016

Apa kabar?
Malam ini Saya inget Kamu akibat pertanyaan2 dari Aris
"Masih keingatan terus?"
Kadang Saya terlalu lemah untuk menerima ingatan masa lalu. Saya tidak bisa mencegahnya untuk tidak datang lagi ke ingatan Saya.
Honestly i want to tell someone like Him About this. Tapi sulit rasanya membuat Saya bercerita tentangmu ke orang lain.

Ini sudah beberapa tahun sejak kita [pura-pura] melupakan yang lalu-lalu. Saya tidak pernah baik dengan kepura-puraan.
Saya berada di titik jenuh saat ini. Dengan pura-pura menyibukkan diri demi membunuh masa lalu. Tapi hasilnya selalu nihil. Its always back to you.

Saya tidak pernah tau apa salah Saya sampai kamu tidak pernah merespon apapun dari Saya. Kita sudah lebih dewasa sekarang. Katakanlah sesuatu, buatlah setidaknya Saya tersadar dengan kebodohan2 yang saya perbuat selama ini. Pergi dan menghilang lalu kembali sesukamu itu memberatkan Saya. Once again, its always back to you