Rabu, 02 Juli 2014

Di Ambang Batas Doa

Aku hampir frustasi dengan keadaan orang lain.
Mereka yang mendapat kemudahan hidup, padahal dengan kasat mata saja mereka tidak lebih baik.
Aku pernah mempertanyakan tentang ini pada Tuhan?
Lalu, apa jawabNya?
Ia malah menegurku habis-habisan.

Pernah sekali waktu aku menangis di tengah sujudku, menangisi rasa ketidak-adilan yang Tuhan berikan pada hidupku "Tuhan, mengapa Kau jadikan aku hamba yang mudah Kau beri cobaan? Tuhan, mengapa Kau tidak jadikan aku seperti mereka yang mudah bahagia dengan keinginan mereka yang cepet terkabul, sedang aku harus merangkak, menengadah sepanjang malam dan berkeringat lelah? Tuhan, tidak sayangkah Kau padaku?"
Lalu, apa jawabNya?
Ia hanya diam. Dan bahagiaku tidak kunjung datang.

Di waktu yang lain, di saat keimanan sedang menghampiri nilai nol dan ibadah yang mulai renggang. Satu per satu Tuhan beri bahagia sesuai inginku. Semakin merenggang lagi karena terlena dunia,  Tuhan beri bahagia lain yang lebih banyak dari sebelumnya. Aku merasa, Tuhan sedang kabulkan doa-doaku kemarin.
Yakin itu doa mu yang dikabulkan?

Nak, kamu harus ingat lagi fatamorgana di dunia ini.
Sayyidina Ali pernah berkata seperti ini: Jangan membuat keputusan ketika marah, jangan membuat janji sewaktu sedang gembira.
Ayahmu ini hanya menyederhanakan (jangan marah ya): Jangan menimbang berat badan di sore hari ketika sedang berpuasa hehehe
 Singkatnya pikirkan dengan hati yang tenang, benarkah ada doa yang terkabul ketika kita jauh dari Allah? Ingatlah lagi, bahwa jarak antara ujian dan cobaan sungguh sangat dekat.



Tidak ada komentar: