Sebelum episode hidupku berubah [lagi] besok, akan ku ceritakan tentang pertarungan batin dan egoisme seonggok hati ini di beberapa hari lalu.
Mungkin Kamu sudah sangat mengerti tentang filosofi ini:
"Allah give what you needs, not what you wants"
Walau sudah berpenghasilan sendiri namun masih hidup ''sendiri'', Aku masih rutin melaporkan pengeluaran dan penerimaanku ke orang tua. Sifat keterbukaan yang sudah mendarah daging sejak kecil. Mungkin cerita ini beda jika Aku sudah mempunyai pendamping.
Beberapa minggu lalu, Aku dihantui gadget-gadget yang sedang membanjiri anak gaul Indonesia akhir-akhir ini. Di tengah perang batin dengan diri sendiri, akhirnya Aku memutuskan untuk membeli dengan alasan 'kebutuhan yang dipaksakan'. Dan diajukanlah proposal pengeluaran ke Bapak. Beliau menolak sebelum mendengarkan penjelasan isi proposal.
Judul Proposal: Pa, Fani butuh gadget.
Jawaban:
"Engga! Kamu baru beli tahun lalu, masa tiap tahun beli terus. Kamu ini ga ada rasa syukurnya. Ngikutin zaman terus ga akan ada habisnya. Coba lebih banyak bersyukur, jangan kebanyakan nonton tivi, jangan kebanyakan jalan di mol. ini nih hasilnya, jadi konsumtif! sudah, ditabung saja dulu uangnya"
---- Mengurung niat mengajukan proposal ----
Saat itu, rasanya mau nangis. Terdengar sedikit berlebihan memang, tapi ya seperti itu keadaannya, mau nangis! Padahal kenal tivi juga engga, jalan di mol jarang banget, bahkan bisa dihitung. Aku memang [merasa] butuh gadget itu. Sempet kesel ke Bapak. But i promise, untuk tidak melawannya, se-kali pun.
Hari berlalu dengan mupeng tiap ngeliat temen kampus dan orang-orang kebanyakan memakai gadget-gadget itu. Dengan menyabarkan diri sendiri, akhirnya Allah datang dengan membawa jutaan hiburanNya untukku. Ia pertemukanku dengan seorang anak tukang bubur ayam yang punya semangat belajar tinggi, darinya aku malu. Ia datangkan kembali nenek dinas kebersihan yang selalu menyapu disamping pintu tol cempaka putih, darinya aku malu. Puncaknya mulutku sendiri yang menasehatiku "Memang belum saatnya, nanti kalau sudah waktunya pasti dikasih"
Sudah, sudah hilang niat untuk membeli gadget itu, hilang seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya.
Tapi Allah kasih kejutan untukku besok, Ia bilang "ini waktumu, aku beri lebih dari yang kau pinta dulu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar