Sabtu, 04 Mei 2013

Flashing

Tulisan ini ditulis dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun

Hari ini produktif sekali, dimulai dengan bangun tidur yang teratur, bisa sarapan dengan makanan paling enak karena masak sendiri, over tebar sapa ke semua orang (bahkan pasien), menyelesaikan hampir semua kerjaan yang sempat tertunda, makan siang tepat waktu, pulang tepat waktu tanpa ngeluh lelah, ngerjain tugas kuliah, beberapa kali diselingin video masboys biar tambah semangat, sampai pada akhirnya saya berpikir, hari ini beda!!

Lagu-lagu dari Edcoustic, Tashiru, Tazakka menguasai playlist saya malam ini, ah~ saya sedang rindu dunia santri rupanya. Disiplin dan bedanya hari ini mengembalikan saya ke masa lalu ketika keluguan, keceriaan dan kenekatan temani usia muda yang berjuang di kota asing seorang diri tanpa keluarga.

Waktu membawa saya kembali ke dimensi ketika Bapak dan Mama sangat tidak menyangka dengan keputusan saya yang tidak ingin melanjutkan sekolah di SMP Negeri. Bingung dan khawatirnya mama terus tanyakan alasan saya (yang menurutnya nekat) tiba-tiba ingin menjauh dari keluarga. Saya sendiri pun (sampai saat ini) tidak tahu alasan awal mengapa memilih pesantren yang jauh dari Jakarta dengan usia yang masih manja-manjanya sama orangtua.

Malam ini seperti menonton video flashback dari dunia saya dimasa itu,
Sebenarnya, saya gagal di tes gelombang pertama di pesantren itu, memalukannya saya gagal dihafalan surat pendek dan menulis arab yang notabennya sudah saya pelajari di Madrasah. Mama sedih, karena melihat saya yang murung setelah melihat papan pengumuman. Tidak mungkin hanya sekedar murung, saya menangis terengah setengah nafas (sesegukan gitu lah maksudnya hehehe) karena dua alasan: menolak SMPN Unggulan dan gagal masuk pesantren impian.
Seminggu kemudian setelah pengumuman tes itu, Bapak mendapat telepon dari pihak pesantren mengabarkan bahwa saya diterima sebagai siswa cadangan urutan pertama. Maksudnya siswa cadangan itu saya mengisi bangku siswa yang tidak mendaftar ulang hingga hari tertentu.
Seneng luar biasa mendengar kabar itu. Tapi mama tetep sedih, kali ini karena ia benar-benar akan ditinggal jauh dari anak perempuannya yang manja ini.

Flash selanjutnya dimasa jalani kehidupan disana, mulai dari MOS yang ekstrim: bangun super pagi dan mandi dengan air yang super duingiiin, kamar dikelas 1 Ummu Salamah, kamar di kelas 2 Al-Khonsa, kamar di kelas 3 Fatimah. Hebatnya saya bisa nikmatin 3 asrama sekaligus dalam 3 tahun, tidak semua santri bisa mendapat kesempatan seperti ini.
Masa-masa tertekan di kelas 3 yang paling diinget dan bikin kangeeeeen, bawa buku ke mana-mana, ke masjid, ke atas masjid, tidur dimasjid, ga kenal makan, pokoknya cuma belajar-belajar-belajar.
Inget banget gemana kejamnya Teh Uci yang nantangin makan cabe sebanyak urutan rangking dengan satu tahu koperasi kalo bisa masuk 20 besar nem tertinggi. Sialnya saya diurutan 17.  Selamat memakan 17 cabe hanya dengan tiga tahu koperasi (khusus buat saya tiga yang lain satu)!!

Era disiplin sekaligus ceria seperti itu saya rasakan lagi hari ini.
Terima kasih playlist yang telah mengantar saya ke masa itu, lagu-lagu yang selalu membawa saya ke dimensi jiwa gadis kecil yang selalu riang tanpa kenal airmata. Gadis kecil yang berjalan di satu garis impiannya, tersungkur atau bahkan tenggelam, ia akan selalu temukan dan kembali berjalan di satu garis itu, tidak berubah dan tidak akan terhapus. Tidak akan pernah.

Cileungsi, 2 Mei 2013
Via NotePad

Tidak ada komentar: