Kamis, 20 Oktober 2011

a week life

the shocking-tiring-crowded week ever.
S.A.B.A.R
i don't prefer which better this week or a week before
the both are really hard -,-

Di dua minggu yang melahkan itu, ada beberapa pelajaran yang setidaknya bisa dijadiin sedikit sentilan dan menambah kuat benteng ideologi yang sudah dianut sebelumnya. Walau tidak terlalu paham dan belum berani untuk mengungkapkan ilmu yang sudah pernah diketahui dan tidak seberapa, tapi daripada nantinya akan menimbulkan permusuhan, bukankah masih ada jalan terakhir yang mungkin bisa jadi memberi jawaban indah nantinya, yaitu doa!

this about faith dan friendship :

Seorang sahabat, Matahari. Dia memang seperti matahari, sahabat yang memliki selera musik yang sama, hobi serupa, banyak mimpi yang harus diraih bersama. Tawanya adalah tawaku, tangisnya adalah airmataku. Kasih sayangnya padaku sebagai sahabat untuk berbagi, kuanggap seperti sinar matahari yang setiap menyambutku disetiap pagiku membuka mata. Satu tahun saja kami bersama, kami sudah seperti saudara kembar yang tidak akan habis berbagi cerita tentang kemiripannya.

Namun, sinar matahari tidak selamanya membuat senyum merekah, membuat mawar memerah, membuat rumput-rumput menari. Ada saat ketika matahari terlalu kuat bersinar, menyorotkan panas ke bumi hingga membuat kulit berapi. Mata menyipit karena silaunya. Pori-pori yang tidak berhenti mengeluarkan keringat. Langkah kaki pun perlahan goyah karena kilatan akbar darinya.

Sinar kuat yang menyakitkan kulitku adalah ketika ia membenci kepercayaan yang ku anut. Hampir dua tahun kita menjalani hidup ini dengan senyum, tidak pernah sekalipun ia menyinggung tentang perbedaan kepercayaan yang kami anut.

Berawal dari tragedi pemboman di beberapa rumah ibadah yang diduga pelaku pemboman tersebut adalah memliki kepercayaan yang sama denganku. Ia mencaci maki semua unsur kepercayan kami, cara beribadah kami, kebiasaan kami dan yang paling menyakitkan ia menjauhiku. Menjauh dariku, bahkan hanya untuk bertegur sapa. Sedihku semakin menjadi ketika ia mencaci kepercayaanku didalam tempat ibadahku.

Tidak ada yang dapat aku katakan, meminta maaf atas masalah yang sama sekali bukan salahku pun terasa percuma. lirikan kebenciannya kepadaku memutuskan asaku untuk merajut kembali persahabatn kita. Kini kami benar-benar berbeda. Tuhan kita satu, maka hanya dengan 'meminta' kepadaNya lah harapan untuk menghilangkan dengki dalam diri Matahari sedikit demi sedikit memudar.

Believe me : the war won't be a peace if we still have a foe alike, ignore everyone who will make an evil fight.

I LOVE YOU
I RESPECT YOU
I RESPECT YOUR FAITH

Tidak ada komentar: